Suriname Permata Tropis

Ketika membayangkan Amerika Selatan, pikiran kita mungkin langsung melayang ke Brasil, Argentina, atau Peru. Tersembunyi sebuah negara mungil yang memadukan nuansa tropis, warisan kolonial, dan kekayaan budaya multietnis: Suriname Permata Tropis. Dengan luas hanya sekitar 163.000 km², Suriname adalah negara berbahasa Belanda satu-satunya di benua Amerika. Juga rumah bagi beragam suku: India, Jawa, Afrika, Tionghoa, dan pribumi Amerindian. Berikut beberapa kota yang wajib untuk di kunjungi ketika sedang di negara satu ini.

🏙️ 1. Paramaribo – Warisan Kolonial di Tengah Suriname Permata Tropis


Di tepian Sungai Suriname yang lebar dan tenang, berdirilah Paramaribo, sebuah kota yang seolah tak tergesa waktu. Ibu kota mungil ini memadukan suasana tropis yang santai dengan warisan kolonial Belanda yang masih berdiri kokoh, menjadikannya salah satu kota paling unik di seluruh Amerika Selatan. Dalam radius beberapa ratus meter, kamu bisa menemukan masjid terbesar di Karibia, sinagoga Yahudi tertua,kuil Hindu yang ramai.

🏞️ 2. Brownsberg Nature Park – Suriname Permata Tropis Dalam Wujud Aslinya


Di luar keramaian kecil Paramaribo, sekitar dua jam perjalanan darat menuju pedalaman, tersembunyi sebuah kawasan alam yang menawarkan Suriname Permata Tropis dalam bentuknya yang paling murni: Brownsberg Nature Park. Taman ini berada di ketinggian sekitar 500 mdpl memberikan udara yang lebih sejuk dan pemandangan menakjubkan ke arah Danau Brokopondo. Ketika kabut turun di pagi , suasana berubah magis seakan kamu telah menembus batas dunia manusia dan masuk ke alam lain. Tersedia pondok-pondok kayu sederhana di tengah taman untuk mereka yang ingin bermalam dan merasakan suasana hutan malam hari.

🌊 3. Danau Brokopondo – Lautan di Tengah Hutan


Di jantung Suriname yang hijau dan liar, terbentang sebuah danau kolosal seluas hampir 1.500 km² Danau Brokopondo, salah satu danau buatan terbesar di dunia. Pemandangan di sini seolah berasal dari dunia mimpi: pohon-pohon mati menjulang dari permukaan air. Danau ini terbentuk pada tahun 1960 ketika sedang adanya pembangunan Bendungan Afobaka. Bagi banyak pengunjung, Brokopondo meninggalkan kesan mendalam bukan hanya karena keindahannya, tapi juga nuansa sunyi dan keramat.

🌺 4. Galibi – Rumah Penyu dan Budaya Amerindian


Di sudut timur laut Suriname, dekat perbatasan Guyana Prancis, terdapat sebuah desa kecil yang tenang namun luar biasa penting bagi ekosistem dunia: Galibi. Terisolasi dari hiruk pikuk modernitas, desa ini hanya bisa dicapai dengan perahu menyusuri Sungai Marowijne. Begitu tiba, kamu akan disambut oleh pasir putih, hutan bakau, dan senyum hangat masyarakat Kalina. Galibi dikenal dunia karena satu hal yang sangat istimewa: penyu-penyu raksasa yang datang setiap tahun untuk bertelur di pantainya. Antara bulan Februari hingga Agustus, ribuan penyu seperti penyu belimbing, hijau, dan penyu sisik datang ke pantai Galibi. Didampingi pemandu lokal, kamu bisa menyaksikan secara langsung saat penyu menggali sarang, bertelur, dan kembali ke laut.

🌳 5. Commewijne – Sungai, Gula, dan Kisah Kolonial


Jika kamu ingin melihat jejak sejarah Suriname dalam pelukan alam yang damai, maka Commewijne adalah jawabannya. Terletak di seberang Sungai Suriname dari Paramaribo, wilayah ini dulu merupakan jantung perkebunan kolonial Belanda, terutama untuk gula, kopi, dan kakao. Kini, Commewijne menjelma menjadi kawasan tenang penuh pesona, di mana sungai-sungai besar mengalir lambat melewati desa-desa tua, perkebunan yang membisu, dan reruntuhan masa lalu yang masih berdiri tegak. Dalam suasana tropis yang tenang, kamu akan menjumpai perpaduan sejarah dan alam yang tak ditemukan di tempat lain.