Filipina Penuh rasa, merupakan negara kepulauan tropis yang ada di Asia Tenggara dengan kekayaan budaya yang luar biasa. Sebagai negara dengan lebih dari 7.000 pulau, warisan makanannya merupakan hasil akulturasi panjang. Perpaduan antara pengaruh Spanyol, Tiongkok, serta Amerika dan tentu saja cita rasa lokal yang masih sangat kuat. Makanan khas Filipina sangat unik karena memiliki karakter rasa manis, asam, dan gurih yang berpadu harmonis dalam satu suapan. Tak hanya mengenyangkan, kuliner mereka juga mencerminkan sejarah, tradisi keluarga, hingga perayaan budaya. Berikut beberapa rekomendasi kuliner yang bisa mimin bagikan untuk kalian yang ingin berwisata kecil-kecilan ke negara satu ini.
🍖 1. Adobo – Hidangan Nasional Filipina Penuh Rasa
Adobo bisa menjadi pilihan untuk hidangan yang mewakili wajah dari tradisi kuliner Filipina. Hidangan ini tidak hanya lezat dan kaya rasa, tetapi juga menyimpan cerita panjang tentang identitas, sejarah, dan kreativitas rakyat Filipina. Adobo pada dasarnya adalah daging—umumnya ayam (chicken adobo) atau babi (pork adobo)—yang dimasak perlahan dalam campuran cuka, kecap asin, bawang putih, daun salam, dan merica hitam. Nama adobo sendiri berasal dari bahasa Spanyol yang berarti “marinasi”. Meski demikian, teknik memasak ini sudah ada sebelum kedatangan bangsa Spanyol di abad ke-16. Keunikan Adobo terletak pada fleksibilitasnya—setiap daerah bahkan keluarga di Filipina memiliki resep adobo versi mereka sendiri.
📍 Rekomendasi: Mesa Filipino Moderne (Manila).
🍲 2. Sinigang – Sup Asam Menyegarkan Penuh Rasa
Jika ada satu hidangan yang mampu merangkum selera khas orang Filipina yang suka rasa kuat, berlapis, dan menenangkan—maka Sinigang adalah jawabannya. Sup tradisional Filipina penuh rasa ini dikenal dengan kuahnya yang asam, segar, dan aromatik, menjadi comfort food sejati bagi banyak orang Filipina, terutama saat cuaca dingin atau hujan. Sinigang biasanya dibuat dari daging (seperti babi, sapi, udang, atau ikan) yang direbus bersama aneka sayuran seperti kangkung, labu siam, terong, tomat, dan kacang panjang. Kunci dari keunikan sinigang adalah penggunaan bahan asam alami—yang paling populer adalah asam jawa (tamarind). Rasa ini berpadu dengan gurihnya kaldu daging atau seafood, serta renyahnya sayuran, menciptakan harmoni rasa yang menyegarkan dan menghangatkan.
📍 Rekomendasi: Sentro 1771 (Makati, Manila).
🥧 3. Halo-Halo – Es Campur Warna-Warni Filipina
Jika Indonesia punya es campur, maka Filipina punya versi yang tak kalah meriah: Halo-Halo. Namanya sendiri berarti “campur-campur”, dan memang seperti itulah rupa serta cita rasanya—meriah, penuh warna, dan menyenangkan di setiap sendokannya. Halo-Halo adalah hidangan penutup es serut yang disajikan dalam gelas tinggi atau mangkuk besar, berisi kombinasi berbagai bahan manis. Semua bahan ini disusun secara berlapis, lalu diberi es serut melimpah, disiram dengan susu kental manis, dan kadang ditambahkan es krim ube di atasnya. Halo-Halo bukan hanya sekadar makanan penutup; ini adalah pengalaman nostalgia dan perayaan musim panas di Filipina.
📍 Rekomendasi: Razon’s of Guagua (Manila dan seluruh Filipina).
🍛 4. Kare-Kare – Semur Saus Kacang Tanah
Di antara berbagai hidangan khas Filipina, Kare-Kare menempati tempat istimewa sebagai makanan yang menghangatkan hati dan mengenyangkan perut. Ini bukan hanya semur biasa tetapi kuliner Filipina penuh rasa, menghadirkan kelembutan daging dan sayuran dalam saus kacang tanah yang gurih dan halus. DI sajikan bersama bagoong (pasta udang fermentasi) yang asin sebagai pendampingnya, Biasanya menggunakan daging buntut sapi, kaki sapi, atau babat (namun versi modernnya bisa dengan ayam atau seafood). Yang membuat Kare-Kare unik adalah perpaduan rasa kacang tanah yang creamy, daging empuk, dan sayuran lokal seperti terong, kacang panjang, serta bok choy. Kare-Kare adalah hidangan yang penuh kehangatan dan rasa kasih sayang karena dulunya disajikan dalam perayaan besar dan makan bersama keluarga.
📍 Rekomendasi: Cafe Juanita (Pasig & Taguig, Manila).
🍜 5. Pancit – Mie Tradisional Simbol Umur Panjang
Dalam budaya Filipina, Pancit bukan sekadar hidangan mie melainkan simbol umur panjang, kesehatan, dan keberuntungan. Tak heran jika mie ini hampir selalu hadir dalam ulang tahun, pesta keluarga, hingga perayaan Tahun Baru. Pancit sebenarnya adalah kata umum untuk berbagai jenis hidangan mie, namun yang paling populer adalah Pancit Canton, Pancit Bihon, dan Pancit Malabon. Tradisi menyajikan Pancit dalam porsi panjang tanpa memotong mie mencerminkan doa akan umur panjang dan keberkahan hidup suatu filosofi yang sederhana namun bermakna dalam budaya Filipina.
📍 Rekomendasi: Panciteria Lido (Quezon City).
Makanan Filipina bukan hanya soal rasa, tapi juga sejarah dan warisan budaya. Di setiap suapan Adobo atau segarnya Halo-Halo, kamu merasakan perjalanan panjang bangsa yang kaya warna dan semangat. Jadi, saat berkunjung ke Filipina, jangan hanya berburu pantai.
berburulah juga cita rasa dan cerita di balik setiap hidangan.