Sidi Bou Said terletak di atas tebing yang menghadap Laut Mediterania, sekitar 20 kilometer dari ibu kota Tunis. Bagi banyak wisatawan dunia, Tunisia mungkin hanya terdengar sebagai negara di Afrika Utara yang kering. Tapi bagi mereka yang pernah menginjakkan kaki di kota ini, Kota ini adalah permata tersembunyi. Ciri paling mencolok dari Sidi Bou Said adalah arsitektur biru dan putih yang seragam. Dinamai dari seorang sufi bernama Abu Said al-Baji, kota ini berkembang menjadi surga artistik sejak abad ke-18. Berikut adalah beberapa tempat yang wajib untuk kalian kunjungi ketika berlibur ke negara satu ini.
🕌 1. Makam dan Masjid Sidi Bou Said
Di jantung kota yang tenang ini berdiri sebuah tempat suci yang menjadi asal-muasal nama kota: Makam dan Masjid Sidi Bou Said. Didedikasikan untuk Abu Said al-Baji, seorang sufi besar abad ke-13, tempat ini bukan hanya sekadar bangunan ibadah—melainkan pusat energi spiritual yang terasa sejak langkah pertama menginjakkan kaki di sana. Di dalamnya, suasana begitu khidmat. Lantunan doa dan aroma dupa membuat hati tenang, seperti dibimbing untuk masuk ke dalam keheningan batin. Tidak jauh dari masjid, terdapat makam Said al-Baji itu sendiri. Terbungkus dalam ruangan kecil, tempat ini dijaga dengan penuh hormat.
🖼️ 2. Museum Dar el-Annabi
Jika kamu ingin benar-benar memahami seperti apa kehidupan masyarakat Tunisia zaman dahulu—bukan dari buku sejarah, tapi dari pengalaman yang hidup—Museum Dar el-Annabi adalah tempat yang wajib kamu kunjungi di Sidi Bou Said. Terletak di sebuah gang kecil yang menanjak, museum ini awalnya adalah rumah keluarga bangsawan Tunisia yang telah diwariskan turun-temurun selama lebih dari 300 tahun. Begitu masuk ke dalam, kamu akan langsung disambut oleh aroma rempah halus dan lantai ubin warna-warni. Yang paling menarik? Pandangan dari balkon lantai atas, di mana kamu bisa melihat atap-atap putih Sidi Bou Said berpadu dengan birunya laut.
☕ 3. Café des Délices
Terletak di tepi tebing yang menghadap langsung ke Laut Mediterania, kafe ini bukan hanya tempat minum teh, melainkan tempat merayakan hidup perlahan—dengan panorama luar biasa yang sulit dilupakan. Menuruni anak tangga batu yang sempit dan berkelok, kamu akan tiba di kafe bertingkat yang tersusun layaknya amfiteater alami. Tampat yang menawarkan suasana yang begitu khas daru Tunisia, dengan angit laut yang membawa aroma asinnda senyuman ramah pelayan. Menu andalan? Tentu saja “thé à la menthe aux pignons” — teh hijau dengan daun mint segar dan taburan kacang pinus yang mengapung di atasnya.
🎨 4. Galerie A.Gorgi
Di tengah kota kecil yang lebih dikenal karena arsitektur klasiknya, Galerie A.Gorgi muncul sebagai jendela ke dunia seni kontemporer Tunisia. Galeri ini didirikan oleh keluarga Gorgi, salah satu pionir seni rupa modern Tunisia, dan menjadi tempat suci bagi jiwa-jiwa yang haus akan ekspresi visual dan makna yang dalam. Dinding putih galeri dihiasi lukisan-lukisan tajam yang berbicara tentang identitas, budaya, perlawanan, dan kehidupan Tunisia sehari-hari. Selain lukisan, ada juga keramik, instalasi, dan pahatan kecil yang mengekspresikan pergulatan antara tradisi dan modernitas.
🌊 5. Pelabuhan Sidi Bou Said
Di bawah lereng kota berbatu putih biru itu, tersembunyi sebuah tempat yang sunyi namun hidup: Pelabuhan Sidi Bou Said.Tidak sebesar pelabuhan komersial, pelabuhan ini justru memiliki pesona yang lebih dalam—karena di sinilah laut, langit, dan waktu tampak menyatu dalam harmoni yang tenang. Pelabuhan ini dipenuhi oleh kapal-kapal layar kecil berwarna putih, yang diam tertambat di air biru jernih. Bagi para fotografer, pelabuhan ini adalah permata visual: pantulan cahaya keemasan senja di permukaan laut, garis lengkung perahu, dan siluet kota dari bawah bukit.